Kesakralan Alat Vital Perempuan



http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/kebaya-encim.jpg
 Ajaran orang tua zaman dulu, bahwa alat vital seorang perempuan itu adalah sakral. Tidak sembarangan lelaki bisa menjamahnya. Bahkan untuk menjaganya kaum wanita wajib menutup rapat dengan kebaya dan kain jarik.
Namun kearifan itu kini mulai ditampikkan. Banyak perempuan, hanya karena uang, demi kekayaan  kesakralan itu diumbar. Perempuan tidak lagi malu mengakui jika alat vitalnya disentuh secara serampangan oleh pria-pria nakal. Gantinya  ia mendapatkan seonggok uang atau kelimpahan materi. Hal tersebut tidak lagi menjadi gosip, atau pembicaraan ruang tidur, namun diungkap pada ruang publik melalui televisi.
Seorang  perempuan berparas cantik mengumbar hubungannya dengan seorang pejabat secara terang-terangan. Ia tahu sang pria telah memiliki keluarga. Namun ia mengisahkannya tanpa canggung. Tangisannya terlihat tulus. Ia terisak. Melunakkan nada suara, seolah ia seorang tanpa dosa.
Kadang saya berpikir, apakah Tuhan tertawa atau sedih melihat kelakuan banyak perempuan . Ketika seksualitas yang ia anugrahkan kepada umatnya sebagai wahana berproduksi dan media ekspresi cinta kasih diumbah menjadi aktivitas sempalan.
Lalu suatu ketika seorang wanita yang jelas-jelas menjalankan hal-hal yang tidak bermoral saya tanyakan, “apakah ia tidak takut jika Tuhan murka atas kelakukannya?”. Ia hanya menjawab, “ Saya hidup perlu uang bukan Tuhan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar